Sabtu, 17 Maret 2018

The Past Year

Tidak semua yg ada di dunia ini bisa dengan mudah di bolak balikkan dengan telapak tangan. but surely, Allah dapat membolak balikkan hati dan keadaan manusia dalam sekejap.

I was once thinking that my whole life was a mess. Segalanya. Beberapa minggu yg lalu, I was down to the deepest hole of life. Mulai dari sosial, prestasi yg ga ada apa2nya dibanding teman temanku, penampilan, pengelolaan finansial, kemandirian, sampai ke keimanan. Rasanya kayak aku ketinggalan jauh dibelakang dibanding semua orang yg aku kenal. Aku merasa worthless. Dan pernah merasa minder, bahkan iri sama mereka yang hidupnya terlihat sempurna (ini bukan aku banget, tp kemaren beneran pernah tidak bersyukur dan malah iri).

But hey, sekali lagi, Allah maha membolakbalikkan hati dan keadaan. Aku jadi flashback, terpendek ke setahun terakhir ini. Apa yang aku dapetin di satu tahun ini?

Diawal tahun aku bahagia. Lalu hingga aku merasa my life sucks karena aku mendapatkan suatu musibah yang bener bener bikin aku nangis hampir setiap hari, bahkan di jalan pulang di atas motor wkwk. Bukan, bukan tentang kisah kasih disekolah kayak lagunya siapa gitu. Sadness is not all about love story, honey.
Memasuki pertengahan tahun 2017 kebahagiaanku mulai naik dan naik, walaupun emang ada masa sangat down karena beberapa hal, tapi tetep banyak bahagianya. Tapi ya namanya hidup, ternyata yg aku kira akan menjadi sesuatu yang membahagiakan justru jadi tombak kesedihan selama beberapa waktu belakangan ini. Well, itu karena memang saya sudah menempati tempat yang salah.
Kemudian waktu demi waktu berlalu, perasaan bahagia lalu sedih itu kini udah jadi netral. Dan sekarang saya menikmati hidup yang biasa aja. Dengan ketiadaan masalah yang dulu di awal tahun 2017 sempat mengguncang sampai nangis terus, ketiadaan kebahagiaan di pertengahan tahun, dan ketiadaan kesedihan di akhir tahun. Sekarang rasanya nggak ada emosi yang singgah gitu, baik sedih maupun seneng. Netral. Memang, hidup itu udah diatur sama Allah. Mungkin netral ini cuma bertahan sebentar, atau menetap lama, atau cuma untuk mempersiapkanku atas segala bentuk emosi yang akan aku lalui di hari esok. Nggak ada yang tau.

Dan setelah aku menetralkan segala hal yang kemaren sempet sangat membebani pikiran, aku jadi lega. Wake up, girl! Ternyata hidupku nggak worthless, kok. Pasti ada orang yang membutuhkan aku. Hidupku bahagia kok, dikelilingi orang tua dan adek yang walaupun tidak sempurna, tapi mendukung aku. Prestasi? Ya tetep nol besar selama kuliah, tapi aku bersyukur karena setelah memperluas lingkup pandangku ternyata kuliahku cukup baik kok. Dan penampilanku? Aku biasa biasa aja ah. Nggak yang jelek jelek amat, dan aku sangat suka dengan diriku yang tidak terbawa arus trend fashion masa kini walaupun sering di kritik orang, but this is just me. Pengelolaan finansial ku  mulai membaik ketika aku sudah mulai bisa menerima keadaan, dan aku mulai bikin logbook pengeluaran biar nggak boros-boros amat. Keimananku walaupun masih jalan di tempat tapi ya mudah mudahan bisa berdiri lagi hue:" Dengan apa yang menimpaku satu tahun ini, aku merasa aku lebih bisa menghargai hidup, lebih bisa menghargai kehadiran seseorang dalam hidupku, dan memiliki pemikiran baru tentang hidup gitu yang setelah aku pikir-pikir udah banyak berubah dari caraku memadang segalanya. Intinya tu satu geng, BERSYUKUR! Dan memandang hal hal yang bumpet itu dari berbagai sisi. Rumput tetangga akan selalu lebih hijau, but i dont need to be greener. It's enough to be me. Dan lagi, pencapaian setiap orang itu berbeda, pandangan orang tentang segala hal itu berbeda, target dan sukses bagi setiap orang juga berbeda. Satu yang jelas, being me is the best thing i could ever ask for, tapi jangan lupa tetap berkembang.

Dan insyaAllah aku siap menjadi orang yang lebih baik lagi, dengan segala emosi yang pernah aku alami yang menjadikan aku seperti orang yang kamu kenal saat ini. Karena seperti prinsip bola bekel, semakin kuat bola dijatuhkan ke bawah, semakin tinggi pula pantulan yang dihasilkan.

Ciao!